Kamis, 06 April 2017

Makalah manajemen operasional starbuck



Daftar Isi



Kata Pengantar  ................................................................................................. i
Daftar Isi  .......................................................................................................... ii

Bab I pendahuluan  ........................................................................................... 1
A.Latar Belakang  ............................................................................................. 1
B.Tujuan Makalah  ........................................................................................... 1
C.Rumusan Masalah  ........................................................................................ 1
D.Manfaat Penelitian  ....................................................................................... 2

Bab II Pembahasan  .......................................................................................... 3
A.Sejarah terbentuknya starbuck Coffe  ........................................................... 3
B.Profil Starbuck Coffe  ................................................................................... 5
C.Strategi Pemasaran Starbuck  ........................................................................ 5
D.Analisis perilaku organisasi  ........................................................................ 12

Bab III Penutup  ............................................................................................... 15
A.Kesimpulan  ................................................................................................. 15
B.Saran  ........................................................................................................... 16
bnvhjmmkdujjj

 

 

 

 

 

 

 

 


Kata pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah MuhammadSAW, Tauladan sejati sampai akhir zaman. Penulisan tugas maklah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Oprasional. Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT yang telah memberikan anugrah kesehatan dalam diri Kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah manajemen Oprasional.
2.       Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang tidak ternilai, serta Do’a yang selalu dipanjatkan untuk kami.
3.       Ibu Aleria Irma Hatneny, SE.,MM.  selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Oprasional.
Serta semua pihak yang turut membantu dan memberi semangat serta  masukan kepada kami hingga penulisan tugas Makalah ini selesai.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan sebagai manusia yang tidak lepas dari salah dan dosa sehingga masih banyak kekurangan dalam  penulisan Makalah ini, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun  demi kesempurnaan tugas Makalah ini .Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kami penulis dan pembaca.

Hormat kami

     Penulis











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Starbucks Corporation, sebuah perusahaan terkenal di dunia dengan bidang retail, dengan konsep sebuah restoran menghadirkan produk utama adalah kopi dan teh. Di duniaStarbucks Corporation sudah memiliki sekitar 4000 cabang, dan termasuk perusahaan dengan perkembangan yang cepat di Amerika. Starbucks Corporation selain terkenal dengan kualitas kopinya juga dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan dengan biaya yang tinggi. Starbucks membangun sebuah lingkungan bisnis dimana mensosialisasikan ke konsumen sebuah produk dengan harga yang sesuai dengan produknya dan tidak ada batasan umur untuk datang dan menikmati produk di outlet.

B.     Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk membentuk mahasiswa agar menjadi wirausaha yang professional, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen pendidikan berdasarkan kompetensi pememimpinan, kompetensi kepribadian maupun kompetensi professional selain itu juga, memberi pengetahuan kepada pembaca khususnya para Mahasiswa tentang bagaimana menjadi wirausahawan yang baik dan benar.

C. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah terbentuknya Starbucks Coffe ?
2.      Strategi pemasaran yang seperti  apa yang dilakukan oleh Starbucks Coffe ?
3.      Apa saja prisip-prinsip yang ada dalam Organisasi Starbucks ?
4.      Perilaku organisasi yang seperti apa yang di terapkan  di Starbucks?


D.Manfaat Penulisan

Penulisan  laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis dan khususnya bagi pembaca, karena:
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan atau membagikan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan penulisan ini juga sangat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca untuk bekal agar memiliki kompetensi Berwirausaha dan kompetensi manajemen, kompetensi kepribadian dalam memanajemen dan pengetahuan untuk dapat memberikan gambaran dan data-data secara langsung tentang usaha starbuck coffe yang sudah mendunia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sejarah terbentuknya Starbuck Coffe

Starbucks Coffee Corporation  adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai di 44 negara. Melalui divisi Starbucks Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film.
Starbucks dimulai dari sebuah kedai kopi yang didirikan oleh tiga orang yaitu Jerry Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker, Ketiga sahabat tersebut sama-sama kuliah di University of Seattle. Pada tahun 1971, Starbucks dikenal dengan nama “Starbucks Coffee, Tea, and Spice” dan didirikan di Seattle, Washington’s Pike Place Market. Starbucks mendapatkan keuntungan dengan menjual Biji kopi siap olah (roasted coffee beans) ke konsumen langsung dan ke restoran. Perjalanan bisnis Starbucks berkembang pesat dengan membuka empat toko di tahun 1982, hal ini membuat Howard Schultz seorang salesman Hammerplast sebuah perusahaan alat rumah tangga dari New York tertarik untuk mengunjunginya. Howard Schultz ingin mengetahui mengapa sebuah usaha kecil membutuhkan jumlah yang besar dari produk dari Hammarplast yaitu percolators (teko kopi). Hubungan bisnis antara kedua perusahaan ini membuat Howard Schultz mengenal pendiri Starbucks dan ingin menjadi bagian dari Starbucks dikarenakan lingkungan dan atmosfir Starbucks yaitu totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah kopi, sehingga tertarik untuk bergabung dan menduduki posisi marketing and retail sales director.
Pada 1983, Howard Schultz yang baru setahun bergabung dengan Starbucks, melakukan lawatan bisnis ke Milan, Italia. Dia tertarik dengan gaya warung-warung kopi di sana, yang menyediakan kehangatan dan kafe sebagai tempat bersosialisasi, hal ini membuat beberapa orang beranggapan kopi sebagai gaya hidup, tempat berkumpul dan ngobrol dengan teman. Schultz ingin menerapakan gaya tersebut di Amerika Serikat, kafe kopi yang tersebar dan digunakan sebagai tempat bersosialisasi dan sebagai gaya hidup. Hal ini membuat Schultz pada saat kembali ke Seattle dan mengusulkan Starbucks menirunya, di dalam benaknya warga Amerika Serikat (AS) pasti menyukai warung-warung kopi seperti itu.
Tapi, trio guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker, yang mendirikan Starbucks pada 1971, tak setuju. Schultz memilih untuk mendirikan toko kopi baru, bernama II Giornale, di Seattle, setelah dua tahun ke depan, karena strategi sukses Schultz tiga pemilik asli Starbucks memutuskan untuk menjual perusahaan mereka kepada Schultz. Kemudian Schultz berkumpul investor lain dan mengambil alih nama II Giornale ke Starbucks. Dia berusaha untuk mengejar impiannya untuk membuat semua orang bisa meminum kopi, sehingga ia terfokus pada ekspansi perusahaan. Pada saat itu Schultz berfikir bahwa cara yang paling efisien untuk pertumbuhan perusahaan adalah dengan membuka outlet baru di tempat baru. Pada tahun 1987 Starbucks membuka outlet di luar Amerika pertama kali di Jepang, pada tahun-tahun berikutnya Starbucks mengalami defisit karena melakukan strategi perluasan perusahaan dengan menambah jaringan outlet baru. Schultz yakin bahwa untuk terus mendukung intregitas jangka panjang perusahaan dan tidak memikirkan profit tetapi hanya jangka pendek (Michelli, 2006).
      Tahun 1991 Starbucks mengalami keuntungan dan penjulan meningkat sampai 84%, tahun 2002 Starbucks berkembang dari hanya memiliki 17 outlet menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara dengan strategi perluasan yang dilakukan oleh Schultz, berkembang 300 persen berkembang dalam waktu 10 tahun.  Majalah Fortune mencatat tahun 2005 Starbucks masuk perusahaan terbaik urutan ke 11 di Amerika Serikat, kemudian menduduki urutan ke 29 pada tahun 2006 dan di tahun 2007 menduduki peringkat ke 16. Pada tahun 2007 Starbucks menjadi sepuluh besar perusahaan dengan tempat kerja terbaik di Inggris.
Sekarang, Starbucks sudah berada di 30 negara lain. Starbucks ada di beberapa kota di Indonesia. Hingga September 2006, kafe-kafe Starbucks sudah ada di Jakarta, Bogor, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali. Di Indonesia, Starbucks bersaing dengan jaringan kafe dari AS lainnya, Coffee Bean, Gloria Jean's (Kanada) dan Excelso (jaringan kafe lokal). Gerai-gerai Starbucks sudah dibuka di Jakarta dan biasanya terletak di pusat perbelanjaan dan hiburan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat khususnya masyarakat urban.


B.     Profil Starbuck Coffe
CEO Starbucks, Howard Schultz, menganggap bahwa puncak kesuksesan di Starbucks bukan kopi tetapi karyawan. Dengan menambah pengalaman kerja karyawan dan memberikan kesempatan promosi bagi mitra kerja adalah cara untuk meningkatkan keberlanjutan (Sustainibility) perusahaan. Schultz yakin bahwa semangat Starbucks adalah karyawan dan rasa terhormat sebagai karyawan Strabucks adalah nilai (value) sebagai seorang karyawan Starbucks. Karyawan perlu untuk memiliki pengetahuan yang baik dan pelatihan untuk kinerja yang lebih baik dalam sebuah perusahaan (Michelli, 2006). Starbucks membuat lingkungan kerja yang aktif sehingga membuat karyawan menanamkan nilai-nilai Starbucks dalam diri mereka, sehingga mereka dapat memotivasi para mitra untuk kepuasan diri dan kemudian mencapai kinerja yang lebih baik.

CSTRATEGI PEMASARAN STARBUCKS

1.      Strategi Unik Starbucks

Strategi pemasaran Starbucks bukan salah satu sering terlihat di banyak bisnis saat ini. Akhir-akhir ini sangat jarang ditemukan iklan Starbucks di papan reklame, ruang iklan, koran atau poster di tempat-tempat di mana seseorang dapat melihat iklan untuk perusahaan lainnya. Saat ini, Starbuck tidak hanya menggunakan strategi pemasaran yang tidak konvensional untuk bersenang-senang. Nyatanya Mereka berpikir keras tentang mempromosikan perusahaan mereka, dan telah memutuskan bahwa Starbucks sangat dimungkinkan untuk menggunakan strategi yang tidak konvensional yang mungkin unik dan  jarang dijalankan, tetapi kebanyakan sangat cocok konsep bahwa perusahaan ingin menggambarkan. Beberapa strategi pemasaran yang pernah dijalankan Starbucks anta lain

2.      Strategi Fokus Diferensiasi

Porter Diferensiasi Focus Strategi adalah strategi yang saat ini dijalankan oleh Starbucks. Strategi ini menyediakan produk atau layanan tertentu pada pasar dan membedakan dari kompetisi di daerah tertentu. Dalam kasus Starbucks, perusahaan adalah  biaya tinggi, penyedia seleksi khusus, menawarkan jalur khusus disesuaikan dari kopi dan teh produk untuk kopi yang mencintai pelanggan dengan harga premium.
Starbucks menggunakan strategi diferensiasi fokus secara menyeluruh, dan mitra perusahaan  pemasaran dan arah iklan untuk strategi ini. Merangkul posisi pemimpin dan pemimpin segmen industri sebagai kualitas produk, Starbucks tidak agresif pasar perusahaan melalui cara-cara tradisional tetapi hampir seluruhnya berfokus pada tinggi tingkat pemasaran dan  branding dari perkataan mulut dan kunc aliansi serta kemitraan. Hampir pendekatan Starbucks rendah hati untuk menghindari promosi perusahaan tetapi memungkinkan untuk dipromosikan dengan mendukung pelanggan dan melalui pekerjaan baik itu telah menjadi sukses strategi bagi perusahaan

3.      Inisiatif pemasaran starbucks

Inisiatif pemasaran Starbucks Corporation tidak agresif memasarkan perusahaan atau  produk mereka . Sebaliknya, mereka mengarahkan penjualan mereka melalui perusahaan gambar dan reputasi. Namun, itu hasil kerja keras perusahaan, perhatian terhadap detail dan  pengalaman pelanggan, membuat keputusan etis dan pelatihan karyawan adalah peringkat sebagai "Salah satu merek global yang paling berharga". Sebagian besar ini telah dicapai melalui pemasaran kata dari mulut dan melalui kemitraan. Dengan keberhasilan Starbucks
            sekarang, sulit untuk percaya bahwa perusahaan tidak sedikit jika tidak ada iklan langsung melalui iklan, iklan, atau bentuk lain dari promosi. Starbucks tidak menggunakan daftar email distribusi, hanya satu pelanggan Starbucks yang mendaftar. Jika tidak, perusahaan tidak jinjing merek. Sebaliknya, pemasaran adalah melalui kemitraan dengan dunia, membantu dan etis fokus lembaga dan melalui infiltrasi kopi Starbucks ke pasar umum konsumen, hanya didukung oleh integritas merek dan pengalaman seperti ditarik oleh  pelanggan di lokasi toko di seluruh dunia (Theodore, 2002).

4.      Aliansi

Pemanfaatan aliansi merupakan landasan strategi pemasaran Starbucks Corporation . Isidro (2004) menegaskan bahwa strategis aliansi Starbucks merupakan salah satu alasan mendasar bagi kesuksesan dan pertumbuhan korporasi jangka panjang. Aliansi benar-benar faktor pendorong yang nama dan pengenalan merek. Bentuk aliansi Starbucks dengan  perusahaan dan kelompok-kelompok sosial di seluruh papan, sehingga memperluas  pemaparan dari perusahaan, meningkatkan citra merek organisasi dan reputasi, dan mengekspos nama dan produk secara berkala kepada pelanggan baru yang potensial. Pada tahun 1993, perusahaan bermitra dengan toko buku Barnes dan Noble di rumah kedai kopi (Isidro, 2004). Selanjutnya, pada tahun 1996, Starbucks bermitra dengan PepsiCo  botol, mendistribusikan dan menjual Starbucks Frappuccino (Isidro, 2004). Starbucks juga membentuk aliansi dengan es krim manufaktur dan rantai hotel untuk menawarkan merek Starbucks dan rasa es krim dan kopi Starbucks dalam hotel (Isidro, 2004). Selanjutnya, Starbucks telah membentuk aliansi dengan United Airlines, menawarkan Starbucks kopi di cangkir bantalan logo kopi perusahaan baik di penerbangan. Sulit untuk  perjalanan melalui perusahaan Amerika dan tidak menemukan kopi Starbucks di dispenser menanggung Logo Starbucks di ruang pertemuan, ruang dewan, dan kafetaria perusahaan (Larson, 2008). Starbucks bahkan telah bermitra dengan makanan Kraft untuk mendistribusikan kopi Starbucks di rantai nasional toko grosir dan outlet barang dagangan massa (Theodore, 2002). Salah satu kemitraan yang telah sangat sukses, serta finansial menguntungkan, untuk Starbucks adalah dengan industri musik. Wolk (2008) mencatat bahwa hari ini Starbucks adalah "salah satu musik pengecer yang paling kuat di pasar" (hal.4). The Perusahaan sangat selektif dalam judul musik dan seleksi terbatas, tetapi perusahaan tidak menjual yang membawa pada premium (Wolk, 2008). Sebuah kemitraan musik kedua adalah antara Starbucks dan i-Tunes, suatu aliansi yang telah membentuk Program "lagu minggu ini" (Wolk, 2008). Terlepas dari keberhasilan dan makanan pasangan musik, Starbucks menegaskan dan tegas tetap setia untuk alasan eksistensi: kualitas kopi premium dan kualitas kopi pengalaman pelanggan. Dalam aplikasi, Starbucks telah dipahami, memeluk, dan keuntungan dari aliansi strategis, baik dalam pemasaran positif dan profitabilitas.

5.      Strategi Starbucks untuk menjangkau pelanggan

"Menjaga Cita Rasa Kopi"
 -
 Sejarah Starbucks telah menunjukkan bahwa mereka menempatkan penekanan yang besar pada kualitas produk kopi mereka, bahkan jika harga sedikit lebih mahal dari yang diharapkan, sangat sebanding untuk memuaskan pelanggan dengan kaya rasa, lezat dan aroma.

"Tempat Ketiga"
 -
 Sejak awal, strategi pemasaran Starbucks telah berfokus pada menciptakan "tempat ketiga" bagi setiap orang untuk pergi antara ke rumah dan bekerja.
Starbucks ingin menciptakan "pengalaman" unik  bagi pelanggan mereka yang menggabungkan padatnya jadwal mereka, serta sebagai tempat untuk bersantai. adanya "suasana" berbeda dalam Starbucks membuat orang-orang terkesan, sangat penting bagi Starbucks karena mereka telah menyadari bahwa ini adalah salah satu konsep kuat melekat  pada Starbucks, untuk pelanggan yang sangat tertarik dengan Starbucks. Senior Vice President administrasi di Amerika Utara Christine Hari menjelaskan bahwa, "orang datang ke sini untuk minum kopi, tapi suasana yang membuat mereka ingin tinggal, "

 "Kepuasan Pelanggan"
 -
 Kepuasan pelanggan adalah masalah yang sangat penting dengan Starbucks. Dari pintu masuk terakhir toko mereka sudah disambut dengan penyajian kopi, itu adalah suatu keharusan bahwa pelanggan merasakan keunikan mereka menikmati  pengalaman kopi Starbucks

"Menciptakan Masyarakat Starbucks"
 -
 Strategi pemasaran Starbucks bahkan diperluas untuk menciptakan sebuah masyarakat sekitar merek mereka. Pada situs web mereka, individu didorong untuk mengekspresikan pengalaman mereka dengan sejarah Starbucks, dan perusahaan berusaha untuk "secara pribadi" bergabung dalam diskusi. Teknik ini cerdik ditunjukkan oleh Webolutions: The Strategic Marketing Agency

"Kemitraan"
 -
 Starbucks Coffee Company telah dikenal untuk menciptakan kemitraan strategis yang menunjukkan fakta bahwa cara lain untuk mengembangkan bisnis Anda adalah mitra cerdas. Selama bertahun-tahun, Starbucks telah sangat meningkatkan  penjualan hanya dengan menggunakan strategi ini.

"Inovasi"
-
 Selama bertahun-tahun, Starbucks Coffee Company telah dikenal untuk memikirkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk menambah produk atau jasa mereka. Mereka telah menambahkan rasa yang berbeda untuk kopi mereka, makanan lebih banyak  pada menu mereka, dan bahkan menjadi salah satu pengalaman pertama untuk menawarkan kemampuan internet di toko mereka.




"Pemasaran Merek"
 -
 Strategi pemasaran Starbucks selalu berfokus pada "word-of-mouth" yaitu perkataan mulut. Iklan dan menjaga kualitas tinggi dari produk dan layanan mereka berbicara sendiri. Selama bertahun-tahun, ini telah menjadi keunikan Starbucks, dan telah memainkan peran besar dalam membuat Starbucks Coffee Company sukses. Hal ini jelas bahwa perusahaan telah menciptakan teknik pemasaran sangat individual agar sesuai dengan promosi dari merek Starbucks yang berlaku untuk konsep unik ini dibangun di atas. Tapi Adelino de Almeida menulis sebuah artikel blog yang bernama, "Starbucks" Strategi Pemasaran Baru: Iklan Seperti Semua orang Lain " , di mana ia membahas bagaimana strategi pemasaran Starbucks mungkin mencoba untuk akhirnya mengikuti semua orang pemasaran lain.  Namun demikian, strategi pemasaran Starbucks 'telah menyebabkan perusahaan mengalami kesuksesan saat ini. Fakta ini sudah cukup untuk menyadari bahwa ada banyak yang bisa dipelajari dari apa yang telah perusahaan ini dicapai untuk kepentingan usaha kecil. Isabel Isidro, managing editor PowerHomeBiz.com, telah menulis sebuah artikel yang sangat  baik yang menguraikan apa usaha kecil bisa belajar dari Starbucks

6.      Strategi Starbucks Atasi Krisis

a.       Memancing pelanggan di pagi dan sore hari juga.

Setelah mengatakan akan menutup ratusan toko, warung kopi akan menawarkan  paket murah untuk minum kopi di sore hari. Strategi ini tidak menjual produk mereka, tetapi untuk meningkatkan angka penjualan. Seperti kita semua tahu produsen minuman kopi ini akan menutup 600 toko dan memangkas setidaknya 12 ribu karyawan. Tidak hanya unit usaha berlokasi di Amerika Serikat saja, 61 dari 84 toko di Negeri Kanguru alias Australia  juga ditutup. Akibatnya, sekitar 700 karyawan akan diberhentikan. Shock ini dampak resesi ekonomi mengalahkan negara Paman Sam yang mengakibatkan penurunan daya beli. Kekacauan Ekonomi ini diperparah dengan harga minyak mentah dunia yang gila dan jumlah  perusahaan karena banyak menganggur keluar dari bisnis. Menyadari kondisi yang kurang menguntungkan, manajemen Starbucks langsung melakukan berbagai promosi. Salah satunya ya paket tesebut sore kopi. "Saat ini, kita harus melihat relevansinya. Konsumen akan mencari harga yang tepat, "kata Vice President Customer Relationship Management Starbucks Brad Stevens, seperti dikutip dari Reuters. Target pelanggan, Starbucks cukup cerdik. Dia tidak hanya menarik pelanggan di sore hari. Namun, juga di pagi hari. Caranya, Starbuck memberikan diskon kepada  pelanggan yang menunjukkan kuitansi pembelian di pagi hari. Dengan demikian, perusahaan kopi kelas dunia yang mampu mengeruk pembeli dua kali lipat. Bagi pelanggan yang menunjukkan tanda terima, maka mereka hanya mengocek dana $ 2 per cangkir kopi. Hanya dengan uang belanja yang cukup murah untuk ukuran di Amerika Serikat, pelanggan dilayani kopi atau minuman jenis media grande ukuran. Para penggemar kopi ini kopi murah dapat mulai pukul 14.00 waktu setempat. Stevens meyakini, Starbucks mampu mengalahkan  pesaingnya yakni Mc Donalds dan Burger King

b.      Insentif Starbucks melakukan kampanye di dunia maya.

Mulai dari Twitter, Facebook, YouTube, ia diartikulasikan demi menjangkau lebih  banyak orang daripada melalui media tradisional. Strategi pemasaran agak unik yang mereka lakukan, salah satunya adalah untuk ras di Twitter. Starbucks memanfaatkan kekuatan  jaringan situs untuk memberikan tantangan kepada orang-orang untuk menjadi yang pertama untuk memposting Starbucks foto poster di Twitter. Kampanye yang dimulai bulan ini, merupakan langkah untuk melawan kampanye minuman kopi yang terbuat McDonald's dengan anggaran gila mereka di TV, billboard, dan lainnya top-line media.
Starbucks percaya, melalui media online, selain anggaran yang mereka keluarkan bisa ditekan, mereka dapat menangkap lebih banyak jumlah orang.
 "Inilah perbedaan antara rilis dari dana jutaan dolar versus jutaan penggemar," begitu kata Mr Bruzzo dari Starbucks, kedai kopi jaringan yang telah mendunia ini. Tidak hanya Twitter, situs video YouTube juga digunakan untuk promosi. Promosi ini dikemas dalam sebuah kontes untuk karyawan. Rupanya, lomba foto dibuat terinspirasi oleh apa yang rakyat melalui Facebook dan Twitter. Setiap tahun orang-orang berlomba untuk posting foto pertama toko Starbucks yang dihiasi warna merah selama liburan. Begitu juga di Flickr, mereka bersaing untuk memamerkan foto
  beberapa foto toko Starbucks di tembakan yang sama. Starbucks optimis kampanye akan didukung oleh 1,5 juta penggemar Facebook dan 183.000 pengikut di Twitter

D.   ANALISIS PERILAKU ORGANISASI

1.      Five Principles of Starbucks
Berdasarkan buku “ The Starbucks Experience”, perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya memberikan 5 prinsip yang ditanamkan kepada karyawannya, yaitu :
a.    Prinsip Pertama – Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawannya (atau partnernya) untuk melakukan apa saja untuk memastikan konsumen mendapatkan pelayanan atau pengalaman yang baik.
b.    Prinsip Kedua – Semuanya Penting – (Everything Matters)
Karyawan Starbucks dilatih untuk selalu memperhatikan detail – detail yang terkecil yang sangat penting bagi konsumennya. Aktivitas ini dibedakan menjadi 2 aktivitas yaitu “above deck” (yang terlihat) maupun “below deck” (yang tidak terlihat).
c.     Prinsip Ketiga – Kejutan dan Kesenangan –(Surprise and Delight)
Di Starbucks, membudidayakan kemampuan mereka untuk memberikan kepuasaan bagi pelanggannya dan melebihi apa yang mereka harapkan. Sehingga karyawan harus mampu memberikan kejutan – kejutan atau kesenangan dari sumber – sumber yang tak terduga.


d.    Prinsip Keempat – Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance)
Karyawan Starbucks harus selalu menerima masukan, baik yang positif maupun yang negatif dan menggunakan masukan negatif tersebut sebagai pelajaran untuk melakukan pengembangan.
e.    Prinsip Kelima – Leave Your Mark
Starbuks memiliki sebuah komitmen yang kuat disekitar mereka. Prinsip ini terfokus pada aspek sosial perusaahaan, termasuk di dalamnya aktivitas tentang lingkungan dan berbagai macam masalah sosial, atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).


2.      Teori Motivasi Hezberg
Dalam memahami sikap dan motivasi karyawan, Frederick Herzberg melakukan penelitian untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Penelitian tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap karyawan yang puas dan tidak puas terhadap pekerjaan mereka. Herzberg menemukan bahwa faktor yang memberikan kepuasan kerja berbeda dengan faktor yang tidak memberikan kepuasan kerja. Herzberg menyebutnya motivators dan hygiene factors
Berikut  adalah faktor – faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan kepuasan pekerjaan, serta diurutkan berdasarkan yang paling penting. Faktor intrinsik tersebut sejalan dengan lima prinsip yang terdapat dalam buku Starbucks experience yaitu :
1.      Achievement Factor  (faktor prestasi)
Starbucks dalam menjalankan bisnisnya berorintasi pada kepuasan karyawan, sehingga dalam menjalankan bisnis karyawannya menjalankan bisnis sesuai dengan cara mereka sendiri, dengan harapan konsumen puas dan akan kembali. Karyawan juga mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan diskon pada saat membeli starbucks. Pelayanan yang baik secara tidak langsung perusahaan akan mendapatkan konsumen loyal yang akan menghasilakan pendapatan bagi perusahaan. Starbucks juga memberikan pembagian hasil keutungan melalui saham kepada para karyawannya sebagai reward atas kerja mereka terhadap perusahaan. Bonus untuk libur dan diskon bagi karyawan yang bekerja lebih dari 20 jam.
  1. Recognition (Pengakuan)
Karyawan diberikan kebebasan dalam memberikan saran dan kritik terhadap perusahaan dan perusahaan menghargai kritikan dan saran lalu menyikapinya untuk kemajuan perusahaan. Starbucks menghargai karyawan sebagai mitra dan diberikan kebebasan dalam menyampaikan saran dan kritiknya.
  1. Work Itself  (Bekerja Sendiri)
Karyawan Strabucks dalam menjalankan rutinitas kerjanya memunculkan kebersamaan sebagai tim. Manajer adalah pimpinan tetapi karyawan bisa melakukan pengambilan keputusan sejauh itu menguntungkan pelanggan dan berdampak pada kepuasan pelanggan.
  1. Responsibility (Tanggung jawab)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawan namun harus disertai tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Karyawan mengemban tanggung jawab untuk harus menjaga kualitas dari pelayanannya kepada konsumen. Manajer memberikan kesempatan kepada barista untuk memberikan masukan dan jam kerja yang fleksibel namun menuntut tanggung jawab agar memberikan yang terbaik untuk kepuasan konsumen (Quality Service).
5.      Advancement (Kemajuan)
Starbucks dalam pengembangan karyawan dengan memberikan kemungkinan berkembang kepada karyawan hingga menjadi mitra suatu saat nanti sehingga pengalaman bekerja di Starbucks adalah menyenangkan. Dalam pengembangan karyawan Starbucks memberikan training kepada karyawan dalam pembuatan kopi, pemilihan bahan baku kopi, hingga pengembangan bisnis.
  1. Growth (Pertumbuhan)
Karyawan termotivasi dengan Starbucks memberikan kompensasi berupa pembagian keuntungan kepada karyawan. Motivasi karyawan tercipta dengan mereka bekerja dengan lingkungan yang menciptakan kenyamanan dan disertai dengan penambahan bonus berupa pendapatan atas hasil bagi saham.















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Starbucks adalah kafe kopi didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker (kemudian diambil alih oleh Howard Schultz)pada tahun 1971 yang bermula dari Seattle sampai akhirnya pada tahun 2002 berkembang menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara.
 Selain menyediakan kualitas kopi yang baik Starbucks juga dikenal dengan pelayanan konsumennya yang memuaskan. Hal ini didukung terutama karena Starbucks sangat memperhatikan kepuasan karyawannya. Dimana karyawan Starbucks atau yang lebih dikenal sebagai 'barista’. diposisikan menjadi team terdepan dan mengetahui apa kebutuhan dari konsumen.
Besaran Turnover untuk pegawai di Starbucks berkisar 65%, dan untuk level manager sebesar 25%. Lebih rendah dibawah rata-rata industri yang sejenis. Dalam Starbucks dan industri lain yang sejenis sistem sudah berjalan dengan baik sehingga siapapun karyawan akan keluar atau masuk tidak akan menjadikan suatu masalah di Starbucks.  Dalam buku "The Starbucks Experience" perusahaan Starbucks memberikan 5 prinsip yang ditanamkan kepada karyawan yaitu : Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own), Semuanya Penting – (Everything Matters), Kejutan dan Kesenangan – (Surprise and Delight), Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance), Leave Your Mark. Prinsip ini mendukung motivasi karyawan Starbucks untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.
Teori motivasi Hezberg digunakan sebagai pendekatan bagaimana Starbuck memotivasi karyawannya. Dalam teori motivasi Hezberg dijabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi Dissatisfaction yaitu :Company policy, Supervision, Relationship with Boss, Work conditions, Salary dan Relationship with Peers. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Satisfaction adalah : Achievment, Recognition, Work itself, Responsibility, Advancement dan Growth.
Dalam Hawthorne Studies menyebutkan bahwa standar kelompok secara signifikan mempengaruhi hasil kerja individual, dan uang merupakan faktor yang kurang memberikan pengaruh terhadap perilaku individual dibandingkan dengan standar-standar kelompok. Jika manajer atau perusahaan memberikan lingkungan kerja yang cocok dan mempertimbangkan setiap kebutuhan pribadi maka akan memberikan rasa kepuasan, daripada gaji yang lebih tinggi atau bonus. Di Starbucks, para pemimpin berkomitmen untuk menyediakan sebuah lingkungan kerja yang hebat dan memperlakukan satu sama lain dengan penuh rasa hormat dan bermartabat. Rasa hormat yang diberikan pemimpin pada karyawan sering tercermin dalam cara karyawan menghormati dan menciptakan pengalaman antara satu dengan yang lain.




B.     Saran
While Starbucks has been very successful with the Differentiation Focus strategySementara Starbucks telah sangat sukses dengan strategi Fokus Diferensiasi through the use of word-of-mouth marketing and strategic alliances, the future of the melalui penggunaan mulut pemasaran kata dan aliansi strategis, masa depan Starbucks Corporation could be in some jeopardy due to increasing competition without Starbucks Corporation bisa dalam bahaya karena meningkatnya persaingan tanpa some small changes. beberapa perubahan kecil. One danger Starbucks faces in today's developing economy is the Satu bahaya wajah Starbucks dalam perekonomian yang sedang berkembang saat ini adalah concern for the company that they will be surpassed by competitors on both cost and on kepedulian untuk perusahaan bahwa mereka akan dikalahkan oleh pesaing baik pada biaya dan product quality. kualitas produk. It would be very beneficial for Starbucks to maintain a close watch on Akan sangat bermanfaat bagi Starbucks  untuk mempertahankan, mencermati
industry and market competitors, specifically other coffee shop establishments and the industri dan pasar pesaing, khususnya usaha warung kopi lain dan restaurant industry entrants to the specialty coffee market. industri restoran pendatang ke pasar kopi spesial. Both specialty coffee shop Kedua toko khusus kopi entrants can pose a challenge to Starbucks in an effort to provide the best quality, pendatang dapat menimbulkan tantangan ke Starbucks dalam upaya untuk memberikan kualitas terbaik, service, and experience for the customer, while the restaurant entrants to the industry pelayanan, dan pengalaman bagi pelanggan, sedangkan pendatang restoran untuk industri are marketing their specialty coffee on a cost savings platform. pemasaran kopi spesial mereka pada platform penghematan biaya. With these industry Dengan industri ini competitors attacking the Starbucks market share from both angles, it is essential for menyerang pesaing pasar saham Starbucks dari kedua sudut, adalah penting untuk Starbucks to find ways to remain cost competitive while providing the top-of-the-line, Starbucks untuk menemukan cara untuk tetap biaya yang kompetitif sementara menyediakanquality product.


Referensi
  1. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, ” Organizational Behavior,” McGraw-Hill, United States 2010.
  2. Joseph A. Michelli, “The Starbucks Experience – 5 Prinsip untuk Mengubah Hal Biasa menjadi Luar Biasa,” Penerbit Esensi (Erlangga Group) 2007.
  3. http://www.netmba.com/mgmt/ob/motivation/herzberg/



Join Scribd and never stop r

1 komentar:

Makalah manajemen operasional starbuck

Daftar Isi Kata Pengantar   ................................................................................................. i...