Daftar Isi
Kata Pengantar
.................................................................................................
i
Daftar Isi
..........................................................................................................
ii
Bab I pendahuluan
...........................................................................................
1
A.Latar Belakang
.............................................................................................
1
B.Tujuan Makalah
...........................................................................................
1
C.Rumusan Masalah
........................................................................................
1
D.Manfaat Penelitian
.......................................................................................
2
Bab II Pembahasan
..........................................................................................
3
A.Sejarah terbentuknya starbuck Coffe
........................................................... 3
B.Profil Starbuck Coffe ...................................................................................
5
C.Strategi Pemasaran Starbuck
........................................................................
5
D.Analisis perilaku organisasi
........................................................................
12
Bab III Penutup
...............................................................................................
15
A.Kesimpulan
.................................................................................................
15
B.Saran
...........................................................................................................
16
bnvhjmmkdujjj
Kata
pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam
kepada Rasulullah MuhammadSAW, Tauladan sejati sampai akhir zaman. Penulisan
tugas maklah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Oprasional.
Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Allah SWT yang telah memberikan anugrah kesehatan dalam diri Kami sehingga kami
bisa menyelesaikan Makalah manajemen Oprasional.
2.
Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang tidak
ternilai, serta Do’a yang selalu dipanjatkan untuk kami.
3.
Ibu Aleria Irma Hatneny, SE.,MM. selaku
Dosen Mata Kuliah Manajemen Oprasional.
Serta semua pihak yang turut
membantu dan memberi semangat serta
masukan kepada kami hingga penulisan tugas Makalah ini selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan sebagai manusia yang tidak lepas
dari salah dan dosa sehingga masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah ini, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas Makalah ini .Semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi kami penulis dan pembaca.
Hormat kami
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Starbucks Corporation, sebuah
perusahaan terkenal di dunia dengan bidang retail, dengan konsep sebuah
restoran menghadirkan produk utama adalah kopi dan teh. Di duniaStarbucks Corporation sudah
memiliki sekitar 4000 cabang, dan termasuk perusahaan dengan perkembangan yang
cepat di Amerika. Starbucks Corporation selain terkenal dengan kualitas kopinya
juga dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan
dengan biaya yang tinggi. Starbucks membangun sebuah lingkungan
bisnis dimana mensosialisasikan ke konsumen sebuah produk dengan harga yang
sesuai dengan produknya dan tidak ada batasan umur untuk datang dan menikmati
produk di outlet.
B.
Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk membentuk
mahasiswa agar menjadi wirausaha yang professional, sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen pendidikan berdasarkan kompetensi pememimpinan,
kompetensi kepribadian maupun kompetensi professional selain itu juga, memberi
pengetahuan kepada pembaca khususnya para Mahasiswa tentang bagaimana menjadi
wirausahawan yang baik dan benar.
C. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah terbentuknya Starbucks Coffe ?
2.
Strategi pemasaran yang seperti apa yang dilakukan oleh Starbucks Coffe ?
3.
Apa saja prisip-prinsip yang ada dalam Organisasi Starbucks ?
4.
Perilaku organisasi yang seperti apa yang di terapkan di Starbucks?
D.Manfaat Penulisan
Penulisan laporan ini sangat
bermanfaat sekali bagi penulis dan khususnya bagi pembaca, karena:
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan
atau membagikan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan penulisan ini juga sangat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca untuk bekal agar memiliki
kompetensi Berwirausaha dan kompetensi manajemen, kompetensi kepribadian dalam
memanajemen dan pengetahuan untuk dapat memberikan gambaran dan data-data
secara langsung tentang usaha starbuck coffe yang sudah mendunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah terbentuknya Starbuck Coffe
Starbucks Coffee Corporation adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat
yang bermarkas di Seattle, Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi
terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai di 44 negara. Melalui divisi Starbucks
Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku,
musik, dan film.
Starbucks
dimulai dari sebuah kedai kopi yang didirikan oleh tiga orang yaitu Jerry
Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker, Ketiga sahabat tersebut sama-sama kuliah
di University of Seattle. Pada tahun 1971, Starbucks dikenal dengan nama
“Starbucks Coffee, Tea, and Spice” dan didirikan di Seattle, Washington’s
Pike Place Market. Starbucks mendapatkan keuntungan dengan menjual Biji kopi
siap olah (roasted coffee beans) ke konsumen langsung dan ke restoran.
Perjalanan bisnis Starbucks berkembang pesat dengan membuka empat toko di
tahun 1982, hal ini membuat Howard Schultz seorang salesman Hammerplast sebuah
perusahaan alat rumah tangga dari New York tertarik untuk mengunjunginya.
Howard Schultz ingin mengetahui mengapa sebuah usaha kecil membutuhkan jumlah yang
besar dari produk dari Hammarplast yaitu percolators (teko kopi). Hubungan
bisnis antara kedua perusahaan ini membuat Howard Schultz mengenal pendiri
Starbucks dan ingin menjadi bagian dari Starbucks dikarenakan lingkungan dan
atmosfir Starbucks yaitu totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah
kopi, sehingga tertarik untuk bergabung dan menduduki posisi marketing and
retail sales director.
Pada 1983,
Howard Schultz yang baru setahun bergabung dengan Starbucks, melakukan lawatan
bisnis ke Milan, Italia. Dia tertarik dengan gaya warung-warung kopi di sana,
yang menyediakan kehangatan dan kafe sebagai tempat bersosialisasi, hal ini
membuat beberapa orang beranggapan kopi sebagai gaya hidup, tempat berkumpul
dan ngobrol dengan teman. Schultz ingin menerapakan gaya tersebut di Amerika
Serikat, kafe kopi yang tersebar dan digunakan sebagai tempat bersosialisasi
dan sebagai gaya hidup. Hal ini membuat Schultz pada saat kembali ke Seattle
dan mengusulkan Starbucks menirunya, di dalam benaknya warga Amerika Serikat
(AS) pasti menyukai warung-warung kopi seperti itu.
Tapi, trio
guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon
Bowker, yang mendirikan Starbucks pada 1971, tak setuju. Schultz memilih untuk
mendirikan toko kopi baru, bernama II Giornale, di Seattle, setelah dua tahun
ke depan, karena strategi sukses Schultz tiga pemilik asli Starbucks memutuskan
untuk menjual perusahaan mereka kepada Schultz. Kemudian Schultz berkumpul
investor lain dan mengambil alih nama II Giornale ke Starbucks. Dia berusaha
untuk mengejar impiannya untuk membuat semua orang bisa meminum kopi, sehingga
ia terfokus pada ekspansi perusahaan. Pada saat itu Schultz berfikir bahwa cara
yang paling efisien untuk pertumbuhan perusahaan adalah dengan membuka outlet
baru di tempat baru. Pada tahun 1987 Starbucks membuka outlet di luar Amerika
pertama kali di Jepang, pada tahun-tahun berikutnya Starbucks mengalami defisit
karena melakukan strategi perluasan perusahaan dengan menambah jaringan outlet
baru. Schultz yakin bahwa untuk terus mendukung intregitas jangka panjang
perusahaan dan tidak memikirkan profit tetapi hanya jangka pendek (Michelli,
2006).
Tahun
1991 Starbucks mengalami keuntungan dan penjulan meningkat sampai 84%, tahun
2002 Starbucks berkembang dari hanya memiliki 17 outlet menjadi 5688 outlet
yang tersebar di 30 negara dengan strategi perluasan yang dilakukan
oleh Schultz, berkembang 300 persen berkembang dalam waktu 10 tahun.
Majalah Fortune mencatat tahun 2005 Starbucks masuk perusahaan terbaik urutan
ke 11 di Amerika Serikat, kemudian menduduki urutan ke 29 pada tahun 2006 dan
di tahun 2007 menduduki peringkat ke 16. Pada tahun 2007 Starbucks menjadi
sepuluh besar perusahaan dengan tempat kerja terbaik di Inggris.
Sekarang,
Starbucks sudah berada di 30 negara lain. Starbucks ada di beberapa kota di Indonesia. Hingga September 2006, kafe-kafe Starbucks sudah ada di Jakarta, Bogor, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali. Di Indonesia, Starbucks bersaing
dengan jaringan kafe dari AS lainnya, Coffee Bean, Gloria Jean's (Kanada) dan Excelso (jaringan
kafe lokal). Gerai-gerai Starbucks sudah dibuka di Jakarta dan biasanya terletak di pusat
perbelanjaan dan hiburan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat khususnya
masyarakat urban.
B. Profil Starbuck Coffe
CEO
Starbucks, Howard Schultz, menganggap bahwa puncak kesuksesan di Starbucks
bukan kopi tetapi karyawan. Dengan menambah pengalaman kerja karyawan dan
memberikan kesempatan promosi bagi mitra kerja adalah cara untuk meningkatkan
keberlanjutan (Sustainibility) perusahaan. Schultz yakin bahwa semangat
Starbucks adalah karyawan dan rasa terhormat sebagai karyawan Strabucks adalah
nilai (value) sebagai seorang karyawan Starbucks. Karyawan
perlu untuk memiliki pengetahuan yang baik dan pelatihan untuk kinerja yang
lebih baik dalam sebuah perusahaan (Michelli, 2006). Starbucks membuat
lingkungan kerja yang aktif sehingga membuat karyawan menanamkan
nilai-nilai Starbucks dalam diri mereka, sehingga mereka dapat memotivasi
para mitra untuk kepuasan diri dan kemudian mencapai kinerja yang lebih baik.
C. STRATEGI
PEMASARAN STARBUCKS
1.
Strategi Unik
Starbucks
Strategi
pemasaran Starbucks bukan salah satu sering terlihat di banyak bisnis saat ini.
Akhir-akhir ini sangat jarang ditemukan iklan Starbucks di papan reklame, ruang
iklan, koran atau poster di tempat-tempat di mana seseorang dapat melihat iklan
untuk perusahaan lainnya. Saat ini, Starbuck tidak hanya menggunakan strategi
pemasaran yang tidak konvensional untuk bersenang-senang. Nyatanya Mereka
berpikir keras tentang mempromosikan perusahaan mereka, dan telah memutuskan
bahwa Starbucks sangat dimungkinkan untuk menggunakan strategi yang tidak
konvensional yang mungkin unik dan jarang dijalankan, tetapi kebanyakan
sangat cocok konsep bahwa perusahaan ingin menggambarkan. Beberapa strategi
pemasaran yang pernah dijalankan Starbucks anta lain
2.
Strategi Fokus Diferensiasi
Porter
Diferensiasi Focus Strategi adalah strategi yang saat ini dijalankan oleh
Starbucks. Strategi ini menyediakan produk atau layanan tertentu pada pasar dan
membedakan dari kompetisi di daerah tertentu. Dalam kasus Starbucks, perusahaan
adalah biaya tinggi, penyedia seleksi khusus, menawarkan jalur khusus
disesuaikan dari kopi dan teh produk untuk kopi yang mencintai pelanggan dengan
harga premium.
Starbucks
menggunakan strategi diferensiasi fokus secara menyeluruh, dan mitra perusahaan
pemasaran dan arah iklan untuk strategi ini. Merangkul posisi pemimpin
dan pemimpin segmen industri sebagai kualitas produk, Starbucks tidak agresif
pasar perusahaan melalui cara-cara tradisional tetapi hampir seluruhnya
berfokus pada tinggi tingkat pemasaran dan branding dari perkataan mulut
dan kunc aliansi serta kemitraan. Hampir pendekatan Starbucks rendah hati untuk
menghindari promosi perusahaan tetapi memungkinkan untuk dipromosikan dengan
mendukung pelanggan dan melalui pekerjaan baik itu telah menjadi sukses
strategi bagi perusahaan
3.
Inisiatif pemasaran starbucks
Inisiatif
pemasaran Starbucks Corporation tidak agresif memasarkan perusahaan atau
produk mereka . Sebaliknya, mereka mengarahkan penjualan mereka melalui
perusahaan gambar dan reputasi. Namun, itu hasil kerja keras perusahaan,
perhatian terhadap detail dan pengalaman pelanggan, membuat keputusan
etis dan pelatihan karyawan adalah peringkat sebagai "Salah satu merek
global yang paling berharga". Sebagian besar ini telah dicapai melalui
pemasaran kata dari mulut dan melalui kemitraan. Dengan keberhasilan Starbucks
sekarang, sulit untuk percaya bahwa perusahaan tidak
sedikit jika tidak ada iklan langsung melalui iklan, iklan, atau bentuk lain
dari promosi. Starbucks tidak menggunakan daftar email distribusi, hanya satu
pelanggan Starbucks yang mendaftar. Jika tidak, perusahaan tidak jinjing merek.
Sebaliknya, pemasaran adalah melalui kemitraan dengan dunia, membantu dan etis
fokus lembaga dan melalui infiltrasi kopi Starbucks ke pasar umum konsumen,
hanya didukung oleh integritas merek dan pengalaman seperti ditarik oleh
pelanggan di lokasi toko di seluruh dunia (Theodore, 2002).
4.
Aliansi
Pemanfaatan
aliansi merupakan landasan strategi pemasaran Starbucks Corporation . Isidro
(2004) menegaskan bahwa strategis aliansi Starbucks merupakan salah satu alasan
mendasar bagi kesuksesan dan pertumbuhan korporasi jangka panjang. Aliansi
benar-benar faktor pendorong yang nama dan pengenalan merek. Bentuk aliansi
Starbucks dengan perusahaan dan kelompok-kelompok sosial di seluruh
papan, sehingga memperluas pemaparan dari perusahaan, meningkatkan citra
merek organisasi dan reputasi, dan mengekspos nama dan produk secara berkala
kepada pelanggan baru yang potensial. Pada tahun 1993, perusahaan bermitra
dengan toko buku Barnes dan Noble di rumah kedai kopi (Isidro, 2004).
Selanjutnya, pada tahun 1996, Starbucks bermitra dengan PepsiCo botol,
mendistribusikan dan menjual Starbucks Frappuccino (Isidro, 2004). Starbucks
juga membentuk aliansi dengan es krim manufaktur dan rantai hotel untuk
menawarkan merek Starbucks dan rasa es krim dan kopi Starbucks dalam hotel
(Isidro, 2004). Selanjutnya, Starbucks telah membentuk aliansi dengan United
Airlines, menawarkan Starbucks kopi di cangkir bantalan logo kopi perusahaan
baik di penerbangan. Sulit untuk perjalanan melalui perusahaan Amerika
dan tidak menemukan kopi Starbucks di dispenser menanggung Logo Starbucks di
ruang pertemuan, ruang dewan, dan kafetaria perusahaan (Larson, 2008).
Starbucks bahkan telah bermitra dengan makanan Kraft untuk mendistribusikan
kopi Starbucks di rantai nasional toko grosir dan outlet barang dagangan massa
(Theodore, 2002). Salah satu kemitraan yang telah sangat sukses, serta
finansial menguntungkan, untuk Starbucks adalah dengan industri musik. Wolk
(2008) mencatat bahwa hari ini Starbucks adalah "salah satu musik pengecer
yang paling kuat di pasar" (hal.4). The Perusahaan sangat selektif dalam
judul musik dan seleksi terbatas, tetapi perusahaan tidak menjual yang membawa
pada premium (Wolk, 2008). Sebuah kemitraan musik kedua adalah antara Starbucks
dan i-Tunes, suatu aliansi yang telah membentuk Program "lagu minggu
ini" (Wolk, 2008). Terlepas dari keberhasilan dan makanan pasangan musik,
Starbucks menegaskan dan tegas tetap setia untuk alasan eksistensi: kualitas
kopi premium dan kualitas kopi pengalaman pelanggan. Dalam aplikasi, Starbucks
telah dipahami, memeluk, dan keuntungan dari aliansi strategis, baik dalam
pemasaran positif dan profitabilitas.
5.
Strategi
Starbucks untuk menjangkau pelanggan
"Menjaga Cita Rasa Kopi"
-
Sejarah Starbucks telah
menunjukkan bahwa mereka menempatkan penekanan yang besar pada kualitas produk
kopi mereka, bahkan jika harga sedikit lebih mahal dari yang diharapkan, sangat
sebanding untuk memuaskan pelanggan dengan kaya rasa, lezat dan aroma.
"Tempat Ketiga"
-
Sejak awal, strategi pemasaran
Starbucks telah berfokus pada menciptakan "tempat ketiga" bagi setiap
orang untuk pergi antara ke rumah dan bekerja.
Starbucks ingin menciptakan
"pengalaman" unik bagi pelanggan mereka yang menggabungkan padatnya
jadwal mereka, serta sebagai tempat untuk bersantai. adanya "suasana"
berbeda dalam Starbucks membuat orang-orang terkesan, sangat penting bagi
Starbucks karena mereka telah menyadari bahwa ini adalah salah satu konsep kuat
melekat pada Starbucks, untuk pelanggan yang sangat tertarik dengan
Starbucks. Senior Vice President administrasi di Amerika Utara Christine Hari
menjelaskan bahwa, "orang datang ke sini untuk minum kopi, tapi suasana
yang membuat mereka ingin tinggal, "
"Kepuasan Pelanggan"
-
Kepuasan pelanggan adalah
masalah yang sangat penting dengan Starbucks. Dari pintu masuk terakhir toko
mereka sudah disambut dengan penyajian kopi, itu adalah suatu keharusan bahwa
pelanggan merasakan keunikan mereka menikmati pengalaman kopi Starbucks
"Menciptakan Masyarakat
Starbucks"
-
Strategi pemasaran Starbucks
bahkan diperluas untuk menciptakan sebuah masyarakat sekitar merek mereka. Pada
situs web mereka, individu didorong untuk mengekspresikan pengalaman mereka
dengan sejarah Starbucks, dan perusahaan berusaha untuk "secara
pribadi" bergabung dalam diskusi. Teknik ini cerdik ditunjukkan oleh
Webolutions: The Strategic Marketing Agency
"Kemitraan"
-
Starbucks Coffee Company telah
dikenal untuk menciptakan kemitraan strategis yang menunjukkan fakta bahwa cara
lain untuk mengembangkan bisnis Anda adalah mitra cerdas. Selama
bertahun-tahun, Starbucks telah sangat meningkatkan penjualan hanya
dengan menggunakan strategi ini.
"Inovasi"
-
Selama bertahun-tahun,
Starbucks Coffee Company telah dikenal untuk memikirkan ide-ide kreatif dan
inovatif untuk menambah produk atau jasa mereka. Mereka telah menambahkan rasa
yang berbeda untuk kopi mereka, makanan lebih banyak pada menu mereka,
dan bahkan menjadi salah satu pengalaman pertama untuk menawarkan kemampuan
internet di toko mereka.
"Pemasaran Merek"
-
Strategi pemasaran Starbucks
selalu berfokus pada "word-of-mouth" yaitu perkataan mulut. Iklan dan
menjaga kualitas tinggi dari produk dan layanan mereka berbicara sendiri.
Selama bertahun-tahun, ini telah menjadi keunikan Starbucks, dan telah
memainkan peran besar dalam membuat Starbucks Coffee Company sukses. Hal ini
jelas bahwa perusahaan telah menciptakan teknik pemasaran sangat individual
agar sesuai dengan promosi dari merek Starbucks yang berlaku untuk konsep unik
ini dibangun di atas. Tapi Adelino de Almeida menulis sebuah artikel blog yang
bernama, "Starbucks" Strategi Pemasaran Baru: Iklan Seperti Semua orang
Lain " , di mana ia
membahas bagaimana strategi pemasaran Starbucks mungkin mencoba untuk akhirnya
mengikuti semua orang pemasaran lain. Namun demikian, strategi pemasaran
Starbucks 'telah menyebabkan perusahaan mengalami kesuksesan saat ini. Fakta
ini sudah cukup untuk menyadari bahwa ada banyak yang bisa dipelajari dari apa
yang telah perusahaan ini dicapai untuk kepentingan usaha kecil. Isabel Isidro,
managing editor PowerHomeBiz.com, telah menulis sebuah artikel yang sangat
baik yang menguraikan apa usaha kecil bisa belajar dari Starbucks
6.
Strategi Starbucks Atasi Krisis
a. Memancing pelanggan di pagi dan sore
hari juga.
Setelah
mengatakan akan menutup ratusan toko, warung kopi akan menawarkan paket
murah untuk minum kopi di sore hari. Strategi ini tidak menjual produk mereka,
tetapi untuk meningkatkan angka penjualan. Seperti kita semua tahu produsen
minuman kopi ini akan menutup 600 toko dan memangkas setidaknya 12 ribu
karyawan. Tidak hanya unit usaha berlokasi di Amerika Serikat saja, 61 dari 84
toko di Negeri Kanguru alias Australia juga ditutup. Akibatnya, sekitar
700 karyawan akan diberhentikan. Shock ini dampak resesi ekonomi mengalahkan
negara Paman Sam yang mengakibatkan penurunan daya beli. Kekacauan Ekonomi ini
diperparah dengan harga minyak mentah dunia yang gila dan jumlah
perusahaan karena banyak menganggur keluar dari bisnis. Menyadari kondisi
yang kurang menguntungkan, manajemen Starbucks langsung melakukan berbagai
promosi. Salah satunya ya paket tesebut sore kopi. "Saat ini, kita harus
melihat relevansinya. Konsumen akan mencari harga yang tepat, "kata Vice
President Customer Relationship Management Starbucks Brad Stevens, seperti
dikutip dari Reuters. Target pelanggan, Starbucks cukup cerdik. Dia tidak hanya
menarik pelanggan di sore hari. Namun, juga di pagi hari. Caranya, Starbuck
memberikan diskon kepada pelanggan yang menunjukkan kuitansi pembelian di
pagi hari. Dengan demikian, perusahaan kopi kelas dunia yang mampu mengeruk
pembeli dua kali lipat. Bagi pelanggan yang menunjukkan tanda terima, maka
mereka hanya mengocek dana $ 2 per cangkir kopi. Hanya dengan uang belanja yang
cukup murah untuk ukuran di Amerika Serikat, pelanggan dilayani kopi atau
minuman jenis media grande ukuran. Para penggemar kopi ini kopi murah dapat
mulai pukul 14.00 waktu setempat. Stevens meyakini, Starbucks mampu mengalahkan
pesaingnya yakni Mc Donalds dan Burger King
b. Insentif Starbucks melakukan
kampanye di dunia maya.
Mulai dari
Twitter, Facebook, YouTube, ia diartikulasikan demi menjangkau lebih
banyak orang daripada melalui media tradisional. Strategi pemasaran agak
unik yang mereka lakukan, salah satunya adalah untuk ras di Twitter. Starbucks
memanfaatkan kekuatan jaringan situs untuk memberikan tantangan kepada
orang-orang untuk menjadi yang pertama untuk memposting Starbucks foto poster
di Twitter. Kampanye yang dimulai bulan ini, merupakan langkah untuk melawan
kampanye minuman kopi yang terbuat McDonald's dengan anggaran gila mereka di
TV, billboard, dan lainnya top-line media.
Starbucks
percaya, melalui media online, selain anggaran yang mereka keluarkan bisa
ditekan, mereka dapat menangkap lebih banyak jumlah orang.
"Inilah perbedaan antara rilis dari dana
jutaan dolar versus jutaan penggemar," begitu kata Mr Bruzzo dari
Starbucks, kedai kopi jaringan yang telah mendunia ini. Tidak hanya Twitter,
situs video YouTube juga digunakan untuk promosi. Promosi ini dikemas dalam
sebuah kontes untuk karyawan. Rupanya, lomba foto dibuat terinspirasi oleh apa
yang rakyat melalui Facebook dan Twitter. Setiap tahun orang-orang berlomba
untuk posting foto pertama toko Starbucks yang dihiasi warna merah selama
liburan. Begitu juga di Flickr, mereka bersaing untuk memamerkan foto
beberapa foto toko Starbucks
di tembakan yang sama. Starbucks optimis kampanye akan didukung oleh 1,5 juta
penggemar Facebook dan 183.000 pengikut di Twitter
D. ANALISIS PERILAKU ORGANISASI
1. Five
Principles of Starbucks
Berdasarkan buku “ The Starbucks
Experience”, perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya memberikan 5
prinsip yang ditanamkan kepada karyawannya, yaitu :
a. Prinsip Pertama – Lakukan
dengan Cara Anda – (Make it Your Own)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawannya
(atau partnernya) untuk melakukan apa saja untuk memastikan konsumen
mendapatkan pelayanan atau pengalaman yang baik.
b. Prinsip Kedua – Semuanya
Penting – (Everything Matters)
Karyawan Starbucks dilatih untuk selalu memperhatikan
detail – detail yang terkecil yang sangat penting bagi konsumennya. Aktivitas
ini dibedakan menjadi 2 aktivitas yaitu “above deck” (yang terlihat)
maupun “below deck” (yang tidak terlihat).
c. Prinsip Ketiga
– Kejutan dan Kesenangan –(Surprise and Delight)
Di Starbucks, membudidayakan kemampuan mereka untuk
memberikan kepuasaan bagi pelanggannya dan melebihi apa yang mereka harapkan.
Sehingga karyawan harus mampu memberikan kejutan – kejutan atau kesenangan dari
sumber – sumber yang tak terduga.
d. Prinsip Keempat – Terbuka
Terhadap Kritik – (Embrace Resistance)
Karyawan Starbucks harus selalu menerima masukan, baik
yang positif maupun yang negatif dan menggunakan masukan negatif tersebut
sebagai pelajaran untuk melakukan pengembangan.
e. Prinsip Kelima – Leave Your
Mark
Starbuks memiliki sebuah komitmen yang kuat disekitar
mereka. Prinsip ini terfokus pada aspek sosial perusaahaan, termasuk di
dalamnya aktivitas tentang lingkungan dan berbagai macam masalah sosial, atau
yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Teori Motivasi Hezberg
Dalam memahami sikap dan motivasi karyawan, Frederick Herzberg melakukan
penelitian untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dan
ketidakpuasan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Penelitian tersebut
dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap karyawan yang puas dan tidak puas
terhadap pekerjaan mereka. Herzberg menemukan bahwa faktor yang memberikan
kepuasan kerja berbeda dengan faktor yang tidak memberikan kepuasan kerja.
Herzberg menyebutnya motivators dan hygiene factors.
Berikut adalah faktor – faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan dan kepuasan pekerjaan, serta diurutkan berdasarkan yang paling
penting. Faktor intrinsik
tersebut sejalan dengan lima prinsip yang terdapat dalam buku Starbucks
experience yaitu :
1. Achievement Factor (faktor prestasi)
Starbucks dalam menjalankan bisnisnya berorintasi pada
kepuasan karyawan, sehingga dalam menjalankan bisnis karyawannya menjalankan
bisnis sesuai dengan cara mereka sendiri, dengan harapan konsumen puas dan akan
kembali. Karyawan juga mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan diskon pada
saat membeli starbucks. Pelayanan yang baik secara tidak langsung perusahaan
akan mendapatkan konsumen loyal yang akan menghasilakan pendapatan bagi
perusahaan. Starbucks juga memberikan pembagian hasil keutungan melalui saham
kepada para karyawannya sebagai reward atas kerja mereka terhadap perusahaan.
Bonus untuk libur dan diskon bagi karyawan yang bekerja lebih dari 20 jam.
- Recognition (Pengakuan)
Karyawan diberikan kebebasan dalam memberikan saran
dan kritik terhadap perusahaan dan perusahaan menghargai kritikan dan saran
lalu menyikapinya untuk kemajuan perusahaan. Starbucks menghargai karyawan
sebagai mitra dan diberikan kebebasan dalam menyampaikan saran dan kritiknya.
- Work Itself (Bekerja Sendiri)
Karyawan Strabucks dalam menjalankan rutinitas
kerjanya memunculkan kebersamaan sebagai tim. Manajer adalah pimpinan tetapi
karyawan bisa melakukan pengambilan keputusan sejauh itu menguntungkan
pelanggan dan berdampak pada kepuasan pelanggan.
- Responsibility (Tanggung jawab)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawan namun
harus disertai tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Karyawan mengemban
tanggung jawab untuk harus menjaga kualitas dari pelayanannya kepada konsumen.
Manajer memberikan kesempatan kepada barista untuk memberikan masukan dan jam
kerja yang fleksibel namun menuntut tanggung jawab agar memberikan yang terbaik
untuk kepuasan konsumen (Quality Service).
5. Advancement (Kemajuan)
Starbucks dalam pengembangan karyawan dengan
memberikan kemungkinan berkembang kepada karyawan hingga menjadi mitra suatu
saat nanti sehingga pengalaman bekerja di Starbucks adalah menyenangkan. Dalam
pengembangan karyawan Starbucks memberikan training kepada karyawan dalam
pembuatan kopi, pemilihan bahan baku kopi, hingga pengembangan bisnis.
- Growth (Pertumbuhan)
Karyawan termotivasi dengan Starbucks memberikan
kompensasi berupa pembagian keuntungan kepada karyawan. Motivasi karyawan
tercipta dengan mereka bekerja dengan lingkungan yang menciptakan kenyamanan
dan disertai dengan penambahan bonus berupa pendapatan atas hasil bagi saham.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Starbucks adalah kafe kopi didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl, and
Gordon Bowker (kemudian diambil alih oleh Howard Schultz)pada tahun 1971 yang bermula dari
Seattle sampai akhirnya pada tahun 2002 berkembang menjadi 5688 outlet yang
tersebar di 30 negara.
Selain menyediakan kualitas kopi yang baik Starbucks juga dikenal
dengan pelayanan konsumennya yang memuaskan. Hal ini didukung terutama karena
Starbucks sangat memperhatikan kepuasan karyawannya. Dimana karyawan Starbucks
atau yang lebih dikenal sebagai 'barista’. diposisikan menjadi team terdepan
dan mengetahui apa kebutuhan dari konsumen.
Besaran Turnover untuk pegawai di Starbucks berkisar 65%, dan untuk level
manager sebesar 25%. Lebih rendah dibawah rata-rata industri yang sejenis.
Dalam Starbucks dan industri lain yang sejenis sistem sudah berjalan dengan
baik sehingga siapapun karyawan akan keluar atau masuk tidak akan menjadikan
suatu masalah di Starbucks. Dalam buku "The Starbucks
Experience" perusahaan Starbucks memberikan 5 prinsip yang ditanamkan
kepada karyawan yaitu : Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own),
Semuanya Penting – (Everything Matters), Kejutan dan Kesenangan – (Surprise
and Delight), Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance), Leave
Your Mark. Prinsip ini mendukung motivasi karyawan Starbucks untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.
Teori motivasi Hezberg digunakan sebagai pendekatan bagaimana Starbuck
memotivasi karyawannya. Dalam teori motivasi Hezberg dijabarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi Dissatisfaction yaitu :Company policy,
Supervision, Relationship with Boss, Work conditions, Salary dan Relationship
with Peers. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Satisfaction adalah
: Achievment, Recognition, Work itself, Responsibility,
Advancement dan Growth.
Dalam Hawthorne Studies menyebutkan bahwa standar kelompok secara
signifikan mempengaruhi hasil kerja individual, dan uang merupakan faktor yang
kurang memberikan pengaruh terhadap perilaku individual dibandingkan dengan
standar-standar kelompok. Jika manajer atau perusahaan memberikan lingkungan
kerja yang cocok dan mempertimbangkan setiap kebutuhan pribadi maka akan
memberikan rasa kepuasan, daripada gaji yang lebih tinggi atau bonus. Di
Starbucks, para pemimpin berkomitmen untuk menyediakan sebuah lingkungan kerja
yang hebat dan memperlakukan satu sama lain dengan penuh rasa hormat dan
bermartabat. Rasa hormat yang diberikan pemimpin pada karyawan sering tercermin
dalam cara karyawan menghormati dan menciptakan pengalaman antara satu dengan
yang lain.
B.
Saran
While
Starbucks has been very successful with the Differentiation Focus
strategySementara Starbucks telah sangat sukses dengan strategi Fokus
Diferensiasi through the use of word-of-mouth marketing and strategic
alliances, the future of the melalui penggunaan mulut pemasaran kata dan
aliansi strategis, masa depan Starbucks Corporation could be in some jeopardy
due to increasing competition without Starbucks Corporation bisa dalam bahaya
karena meningkatnya persaingan tanpa some small changes. beberapa perubahan
kecil. One danger Starbucks faces in today's developing economy is the Satu
bahaya wajah Starbucks dalam perekonomian yang sedang berkembang saat ini
adalah concern for the company that they will be surpassed by competitors on
both cost and on kepedulian untuk perusahaan bahwa mereka akan dikalahkan oleh
pesaing baik pada biaya dan product quality. kualitas produk. It would be very
beneficial for Starbucks to maintain a close watch on Akan sangat bermanfaat
bagi Starbucks untuk mempertahankan, mencermati
industry and market competitors,
specifically other coffee shop establishments and the industri dan pasar
pesaing, khususnya usaha warung kopi lain dan restaurant industry entrants to
the specialty coffee market. industri restoran pendatang ke pasar kopi spesial.
Both specialty coffee shop Kedua toko khusus kopi entrants can pose a challenge
to Starbucks in an effort to provide the best quality, pendatang dapat
menimbulkan tantangan ke Starbucks dalam upaya untuk memberikan kualitas
terbaik, service, and experience for the customer, while the restaurant
entrants to the industry pelayanan, dan pengalaman bagi pelanggan, sedangkan
pendatang restoran untuk industri are marketing their specialty coffee on a
cost savings platform. pemasaran kopi spesial mereka pada platform penghematan
biaya. With these industry Dengan industri ini competitors attacking the
Starbucks market share from both angles, it is essential for menyerang pesaing
pasar saham Starbucks dari kedua sudut, adalah penting untuk Starbucks to find
ways to remain cost competitive while providing the top-of-the-line, Starbucks
untuk menemukan cara untuk tetap biaya yang kompetitif sementara
menyediakanquality product.
Referensi
- Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, ” Organizational Behavior,” McGraw-Hill, United States 2010.
- Joseph A. Michelli, “The Starbucks Experience – 5 Prinsip untuk Mengubah Hal Biasa menjadi Luar Biasa,” Penerbit Esensi (Erlangga Group) 2007.
- http://www.netmba.com/mgmt/ob/motivation/herzberg/
Jepang memiliki desain arsitektur starbucks yang aneh dan unik lho...
BalasHapus