Minggu, 02 April 2017

Uang Dalam Masyarakat Tradisional dan Modern



  
Bab I  
pendahuluan
a.       Latar belakang

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang  panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang  berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia  berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
            Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem
“barter” yaitu barang yang ditukar dengan barang.  Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini.
            Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika  perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam  juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kartal (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 1999: 49-61 )[1], mula-mula uangkartal (kertas) yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di  pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan“kertas-bukti” tersebut sebagai alat tukar

b.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang ada diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut, antaralain :
1.       Bagaimana uang digunakan dalam tiga bentuk masyarakat yang berbeda yaitu masyarakat tradisional dan masyarakat post modern ?
2.       Bagaimana perubahan pengunaan materi suatu uang ?


c.       Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, adapun tujuan dari  pembahasan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui mengenai arti uang, dan fungsi uang pada masyarakat yang berbeda yaitu masyarakat tradisional, masyarakat modern, dan masyarakar post modern.
2.      Untuk mengetahui perubahan pengunaan materi suatu uang.






Bab II
Pembahasan

I.                   Uang Dalam Masyarakat Tradisional
      Dalam masyarakat tradisional, fenomena uang berhubungan dengan fenomena sosial budaya dan politik. Uang dengan kata lain, melekat (embedded) pada institusi sosial, budaya, politik, dan agama. Pemakaian uand dalam masyarakat tradisional. Oleh karena itu, bukan merupakan kebutuhan akan benda – benda yang dapat dihitung untuk dipertukarkan secara langsung tetapi ia merupakan kebutuhan sosial, budaya, politik atau agama.
      Jika ada unsur uang seperti yang terkandung dalam masyarakat modern yaitu sebagai alat pembayaran, standar, dan sarana pertukaran yang dimijliki oleh masyarakat tradisional, ia adalah bahagian institusi – institusi yang disebut di atas. Seperti yang dikatakan oleh Polanyi (1957 – 264):  Penggunaan uang sebagai alat pembayaran termasuk penggunaan uang yang paling umum di zaman dulu. Disini kewajiban biasanya tidak timbul dari transaksi. Dalam masyarakat primitif yang tidak mengenal transaksi, Pembayaran biasanya dilakukan dalam hubungan dengan institusi – institusi seperti emas kawin, ganti rugi, dan denda. Dalam masyarakat kuno pembayaran   seperti ini berlanjut tetapi kemudian dikalahkan oleh pembayaran iuran adat, pajak sewa, dan upeti yang menaikkan pembayaran secara besar – besaran.
      Atau ketiga unsur yang disebut di atas dijalankan secara tidak lengkap. Oleh karena Itu , Polanyi ( 1957 : 265 – 268 ) menganggap uang dalam masyarakat tradisional dipergunakan untuk tujuan khusus :  Berbagai benda digunakan untuk berbagai tujuan selain itu, berbagai macam penggunaan itu lahir sendiri – sendiri. Makna semua ini sangat luas. Misalnya, bukan hal yang bertentangan bila orang “membayar” dengan alat yang dipakai untuk membeli, atau bila orang orang menggunakan sebagai alat tukar. Dibabylonia waktu pemerintahan Hammurabi, gandum adalah alat bayar sedangkan perak merupakan standar universal.  Dalam pertukaran keduanya digunakan bersama – sama dengan minyak, woll, dan beberapa jenis bahan pokoknya lainnya suatu hal yang jarang terjadi. Itulah sebabnya mengapa jenis – jenis penggunaan uang seperti jenis – jenis kegiatan perdagangan dapat berkembang hampir tanpa batas, tidak hanya di luar ekonomi pasar, melainkan juga jika ada pasar.
      Dalam masyarakat primitif, uang dipakai untuk membayar berbagai macam tebusan atau penggantian terhadap suatu pencemaran agama, penghinaan, pelanggaran adat, perzinaan, perbuatan sumbang, atau kegiatan ritual. Keadaan ini menunjukan pada berbagai jenis uang untuk beragam tujuan dari penggunaannya atau uang khusus.

II.                Uang Dalam Masyarakat Modern
 `    Masyarakat modern ditandai oleh perkembangan dan pengalaman dengan industri. Masyarakat yang pertama mengalami perkembangan industri. Masyarakat yang pertama mengalami perkembangan industri adalah masyarakat pra kapitalis, seperti telah kita rujuk sebelumnya pada pandangan Polanyi, fenomena ekonomi seperti perdagangan, pasar, dan uang didasarkan pada tujuan selain mencari laba. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat tersebut diatur oleh resiprositas, redistribusi, dan keluarga subsistensi. Sebaliknya dalam masyarakat modern, ekonomi terstruktur atas dasar pasar yang mengatur dirinya sendiri 9delf – tegulating market) yang dilandaskan pada hukum penawaran dan permintaan. Dalam masyarakat ini, barter tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kegiatan ekonomi yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, uang menggantikan fungsinya. Penggunaan uang sebagai alat tukar muncur karena ada kebutuhan benda – benda yang dapat dihitung untuk tujuan tukar menukar secara tidak langsung.
      Uang dalam masyarakat modern, menurut Polanyi (1957), mengandung tiga hal yaitu sebagai alat pembayaran , satuan hitung dan sarana pertukaran. Sebagai alat pembayaran, uang merupakan pelaksanaan kewajiban terhadap objek – objek yang dapat dihitung dipindah kepada pihak lain. Dengan kata lain, jika suatu benda dapat digunakan untuk memenuhi lebih dari satu kewaajiban, secara sederhana, ia dapat dikatakan sebagai alat pembayaran.  Uang sebagai satuan hitung merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai atau harga suatu barang dan jasa. Uang sebagai sarana pertukaran merupakan alat tukar umum apabila uang dipergunakan untuk membeli atau mendapatkan barang dan jasa

III.             Uang Dalam Masyarakat Post Modern
Postmodernisme merupakan sebuah konsep yang dikembang oleh Dominic Strinati dalam kajian budaya populer. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis aspek penting dalam kebudayaan kontemporer atau budaya masa kini.
Dalam konsep post modern, keterkaitan antara media massa dan budaya sangat erat. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya karena keduanya mempunyai kepentingan yang saling menguntungakan. Uang dalam masyarakat postmodern dianggap sangat penting bukan hanya digunakan sebagai alat tukar melainkan juga sebagai simbol bagi pemiliiknya.
Semakin berkembangnya IT memunculkan penemuan – penemuan sebagai berikut.
1.      Cek (Checks)
Sebagai alat pembayaran umum yang diterimah oleh masyarakat, uang kertaspun tidak terlepas dari kesulitan teknis seperti halnya komoditas terutama terkait sengan masalah keaman. Untuk mengatasinya, dunia perbankan kemudian mengembangkan cek, yaitu suatu perintah dari seseorang kepada bank untuk mentransfer uang dari rekening orang yang bersangkutan kepada rekening orang lain ketika orang tersebut mendepositokan cek yang dimaksud.

2.      Pembayaran Elektronik (Electronic Payment)
Penggunaan komputer yang meluas dan perkembangan jaringan komunikasi melalui komputer dengan internet, menciptakan sistem pembayaran yang jauh lebih murah, mudah dan efisien dari segi waktu dibandingkan sistem pembayaran dengan menggunakan cek. Dengan mengakses web site yang disediakan oleh bank, seseorang dapat melakukan pembayaran hanya dengan mengeclick beberapa pilihan komputernya, proses pembayaran hampir dapat dikatakan menjadi menyenangkan. Pada tahap perkembangan terakhir bahkan pembayaran elektronik dapat dilakukan dengan mudah melalui telepon genggam (handphone).

3.      Uang Elektronik (E-Money)
Pembayaran elektronik selain menggantikan pembayaran dengan cek, juga daat menggantikan pembayaran secara tunai dalam bentuk uang elektronik (E-Money), yaitu uang yang keberadaannya hanya dalam bentuk elektronik
 Uang elektronik terbagi atas dua bentuk yaitu :
a.       Debit ( Debit cash )
Dalam keseharian umum dikenal dengan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam pembelian barang dan jasa melalui transfer pembayaran dari rekening bank konsumen yang bersangkutan ke rekening pedang secara elektronik
b.      E-cash
Seseorang dapat memperoleh e-cash dengan cara membuka rekening dengan suatu bank yang memiliki jaringan internet, dan kemudian bank mentrasfer e-cash ke komputer pribadi yang bersangkutan

IV.             Perubahan Penggunaan materi suatu uang

Teori perubaan penggunaan materi suatu uang terdiri atas dua yaitu :Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis.
1.      Teori Uang Statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi.
Teori ini meliputi:
1. Teori Metalisme, teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
2. Teori Konvensi, teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena atas dasar perjanjian/ mufakat.
3. Teori Nominalisme, teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
4. Teori Negara, teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
2.      Teori Uang Dinamis
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka Teori Uang Dinamis ini adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:
1. Teori Kuantitas, pada teori ini David Ricardo menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada jumlah saja, tapi juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
2. Teori Persediaan Kas, pada teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
3. Teori Ongkos Produksi, pada teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

Bab III
Penutup
A.    Kesimpulan
      Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Uang dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Postmodernisme merupakan sebuah konsep yang dikembang oleh Dominic Strinati dalam     kajian budaya populer. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis aspek penting dalam kebudayaan kontemporer atau budaya masa kini.

Daftar Pustaka
Buku sosiologi uang
http://deluk12.wordpress.com/makalah-jenis-dan-fungsi-uang/

http://ucu-syarief.blogspot.com/2011/03/makalah-ekonomi
¬¬¬¬¬¬¬¬¬_________tentang-uang.html



1 komentar:

  1. Betting Sites in Italy - 1xbet - Horse Racing & Casino
    1xbet offers 여주 출장마사지 betting on horse races in 포천 출장샵 Italy, as 삼척 출장샵 well as 과천 출장안마 the latest and best betting odds on greyhounds, greyhounds, football and 1xbet 먹튀 more.

    BalasHapus

Makalah manajemen operasional starbuck

Daftar Isi Kata Pengantar   ................................................................................................. i...